Halo, selamat datang di blog saya.Pada kesempatan kali ini saya mewawancarai seorang pedagang yang berada di dekat rumah saya. Namanya adalah Ibu Irma. Beliau saat ini berusia 31 tahun. Ibu ini berasal dari kota Medan. Beliau sudah bersuami dan sekarang sudah memiliki 2 orang anak. Postingan kali ini ditujukan untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial Dasar yang diberikan oleh dosen saya, pak X Furihito. Oke, langsung saja saya mulai hasil wawancara saya dengan ibu Irma.
Saya: Permisi bu, boleh minta waktunya sebentar?
Ibu Irma: Oh, boleh. Silakan.
Saya: Begini bu, saya ingin mewawancarai ibu untuk tugas kuliah, ibu bisa bantu saya sebentar?
Ibu Irma: Oh ya, bisa.
Saya: Nama ibu siapa?
Ibu Irma: Saya Ibu Irma
Saya: Umurnya berapa, bu?
Ibu Irma: 31 tahun
Saya: Ibu sendiri berasal dari mana?
Ibu Irma: Saya asalnya dari kota Medan
Saya: Sudah punya anak berapa bu?
Ibu Irma: Anak saya ada 2
Saya: Oh, masih kelas berapa bu?
Ibu Irma: Yang pertama kelas 3 SD, yang kedua masih TK
Saya: Kehidupan keluarga ibu seperti apa kalau boleh saya tahu?
Ibu Irma: Sederhana, dan rukun dalam rumah tangga
Saya: Bekerja sebagai apa bu?
Ibu Irma: Saya sehari-hari berdagang, punya usaha
bareng suami
Saya: Oh, sudah punya usaha berapa lama bu?
Ibu Irma: 9 tahunan
Saya: Modal usaha pertama kali berapa kalau boleh saya tahu?
Ibu Irma: Sekitar 3 juta
Saya: Kalau boleh tahu, sudah berapa lama ibu hidup di Jakarta?
Ibu Irma: Sudah 13 tahun
Saya:
Bareng suami?
Ibu Irma: Iya
Saya: Waktu itu butuh modal berapa untuk pindah ke Jakarta?
Ibu Irma: Sekitar 5 juta
Saya: Kehidupan sehari-hari ibu di Jakarta seperti apa bu?
Ibu Irma: Ada enak dan tidak enaknya
Saya: Oh, bagi ibu, tidak enaknya hidup di Jakarta seperti apa?
Ibu Irma: Susah
nyari uang, lagipula biaya hidup di Jakarta itu mahal, dan hidup di Jakarta itu berat. Tapi kita harus bertahan hidup apapun kondisinya.
Saya: Oh, kalau enaknya hidup di Jakarta?
Ibu Irma: Biarpun susah nyari uang, tapi enak buat bergaul sama orang dan untuk mencari pengalaman
Saya: Bagi ibu sendiri lebih enakan hidup di Jakarta atau di kampung?
Ibu Irma: Enakan di Jakarta
Saya: Oh, kenapa bu?
Ibu Irma: Soalnya kalau hidup di Jakarta itu tidak perlu ke sawah lagi, kalau di kampung tiap hari musti ke sawah untuk bertani. Soalnya capek, panas-panasan kalau bertani. Kalau di Jakarta kan enak, tidak perlu capek-capek lagi bertani untuk mencari uang
Saya: Oh begitu ya bu. Mungkin cukup sampai disini wawancara saya dengan ibu. Mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan dihadapan ibu. Terimakasih ya bu atas wawancaranya
Ibu Irma: Oh iya dek, sama-sama
Sekian hasil wawancara saya dengan Ibu Irma, terima kasih.
Time Published : 03.59 WIB.
Rating : 7/10.